10 Mantan Pemain Yang Jadi Pelatih Klub Dari Team Asalnya

Posted on

Majalah Camar – Era sepak bola modern telah dimulai dengan maraknya penunjukan pelatih Klub minim pengalaman dan hanya mengandalkan kebintangannya saat menjadi pemain profesional.

Memang di era tahun 90-an sudah ada nama-nama seperti Giovanni Trapattoni (AC Milan), Fabio Capello (Roma, Juventus dan Milan) hingga Johan Cruyff (Ajax dan Barcelona) sudah lebih dulu melatih klub yang pernah mereka bela sebagai pemain. Namun di era modern saat ini tren itu kembali dilakukan kepada klub.

Pep Guardiola terbukti sukses bersama dengan Barcelona, klub yang pernah ia bela sebagai pemain dalam kurun waktu 2008–2012. Guardiola sebelumnya hanya memiliki satu tahun pengalaman berlatih di Barcelona B, namun ia sukses meraih belasan trofi di Nou Camp sebagai pelatih. Termasuk tiga gelar LaLiga dan dua trofi Liga Champions.

Saat ini banyak klub mulai berani berjudi menunjuk pelatih yang pernah menjadi pemain mereka di era sebelumnya. Namun keputusan itu justru bisa menguntungkan, tapi bisa juga menjadi bencana.

Berikut kami ulas beberapa nama yang saat ini aktif menjadi pelatih klub yang pernah mereka bela saat menjadi pemain.

1. Zinedine Zidane (Real Madrid)

Zidane menghabiskan enam musim sebagai pemain Madrid dan ia gantung sepatu di klub ibukota itu. Pada tahun 2014 ia ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid Castilla dan berselang dua musim ia naik pangkat ke tim senior untuk menggantikan Rafael Benítez di tengah musim.

Zidane hanya butuh setengah musim untuk mengangkat permainan Madrid, walau mereka gagal di LaLiga dari rival Barcelona mereka sukses meraih gelar Liga Champions. Dan dalam tiga musim beruntun Zidane sukses meraih gelar Liga Champions dan satu gelar LaLiga di tahun keduanya. Ia memilih mundur di akhir musim 2017–18.

Tak sampai satu tahun Zidane kembali ke Madrid, saat kekacauan dibuat oleh Julen Lopetegui selama lima bulan. Ia sukses meraih gelar LaLiga musim ini. Zidane menekankan pentingnya level fisik pemain dan lebih sering memilih pemain yang berpengaruh daripada sistem yang ditentukannya.

2. Diego Simeone (Atletico Madrid)

Sementara Simeone telah memenangkan trofi sebagai manajer dan pemain, pencapaiannya secara keseluruhan tidak seperti orang-orang pada eranya. Namun, pengaruhnya sebagai manajer dan pemain jauh lebih besar daripada gelar yang dimenangkannya – terutama di Atletico Madrid, yang telah ia bawa ke level elit permainan.

Namun untuk kekalahan di final Liga Champions pada 2014 dan 2016, rekornya akan sangat berbeda. Saat ini ia menjadi pelatih dengan bayaran termahal di dunia. Sebelum menjadi pelatih Atletico, Simeone melanglang buana menjadi pelatih tim-tim di Argentina, Italia dan Spanyol.

3. Simone Inzaghi (Lazio)

Pekerjaannya bersama Lazio baru diapresiasi pada musim ini saat membawa timnya finis di posisi empat besar dan meraih tiket ke Liga Champions musim depan. Tiga trofi sukses ia dapat bersama Lazio, Coppa Italia (2018-19) dan dua kali Supercoppa Italiana (2017, 2019).

Perlahan tapi pasti Inzaghi sukses merapkan sepakbola bertahan yang baik dengan banyak mengandalkan serangan balik yang cepat.

4. Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United)

Pahlawan kemenangan United di final Liga Champions yang dramatis di Nou Camp tahun 1999 lalu. Solskjaer awalnya ditunjuk sebagai pelatih sementara untuk menggantikan Jose Mourinho. Pelatih asal Norwegia itu mengembalikan gaya bermain United dan ia pun dikontrak secara permanen oleh klub. Musim 2019/20 adalah musim debutnya sebagai pelatih tetap klub.

Solskjaer dan timnya tak terkalahkan dalam 19 pertandingan terakhir. Namun ia tetap butuh trofi untuk pembuktian bahwa ia layak menjadi manajer United untuk waktu yang lama.

5. Frank Lampard (Chelsea)

Pengalamannya di Derby County banyak membantu Lampard menjadi manajer yang lebih siap dalam sepakbola kompetitif di Liga Premier dan Eropa. Di musim pertamanya di Stamford Bridge, Lampard membawa Chelsea finis di posisi empat besar.

Lampard banyak mengandalkan para pemain muda jebolan akademi klub, disatu sisi memang Chelsea sedang menjalani hukuman larangan transfer kala itu. Namun setelah hukuman itu usai, Lampard sudah mendapatkan pemain seperti Timo Werner dan juga Hakim Ziyech.

6. Hans-Dieter Flick (Bayern Muenchen)

Tak ada yang mengira bahwa Flick pernah bermain untuk Bayern sebagai pemain profesional di era tahun 1985–1990. Ia bermain sebagai seorang gelandang, dalam empat musim di Bayern ia sukses memenangi empat gelar Bundesliga.

Ia mendapat banyak pelajaran berarti ketika menjadi asisten pelatih ternama seperti Giovanni Trapattoni and Lothar Matthäus di Salzburg. Selama delapan tahun Flick menjadi tangan kanan Joachim Löw di timnas Jerman.

Baru pada tahun 2019 lalu ia ditunjuk sebagai pelatih Klub Bayern setelah kepergian Niko Kovac. Dua gelar berhasil didapatnya yakni Bundesliga dan DFB Pokal, ia mengincar gelar ketiga di Liga Champions musim ini.

#GENDUTQQ #PKVGAMES #AGENPOKERTERPERCAYA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *