Nada Lirih Lebaran Para Korban PHK Imbas Corona
Nada Lirih Lebaran Para Korban PHK Imbas Corona

Nada Lirih Lebaran Para Korban PHK Imbas Corona

Posted on

MansionDomino, Nada Lirih Lebaran para Korban PHK Imbas Corona, Yaa Wabah corona dan hal-hal yang diakibatkannya membuat suasana lebaran tahun ini terasa berbeda bagi banyak orang. Hal serupa dirasakan dengan Andi Akbar di Bekasi.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) awal April lalu sontak membuatnya pontang-panting memasukkan surat lamaran. Berawal dari pemotongan gaji kemudian berujung pada unpaid leave.

“Rasanya tiba-tiba enggak fokus, hari itu keputusan PHK, terus hari itu langsung apply ke tempat lain,” ucap Andi.

BACA JUGA :

Berbeda dengan Andi, Mahesa Dwiputra masih belum bisa berdamai dengan keputusan perusahaan dan kondisinya saat ini. PHK membawa dampak begitu besar buat ia dan keluarga. Lebaran akibat pandemi sudah terasa hampa ditambah PHK di awal April lalu.

Meski baru tujuh bulan menjadi staf marketing and communication di sebuah perusahaan swasta, Mahesa sudah nyaman dengan pekerjaan, ritme kerja juga suasananya.

“Tiba-tiba, kalau kata anak-anak, shit happens. Hari pertama masih santai, tapi lama-lama sakit juga. Cuma mau sampai kapan. Marah, kecewa, nangis, misalkan dibiarin malah jadi penyakit,” katanya lirih.

Gelombang PHK Imbas Corona Diperkirakan Mencapai Puncak Bulan Juni

Di sisi lain, dirinya merasa beruntung karena sang istri tidak bernasib sama meski THR dicicil dan gaji dipotong sekian persen. Selang beberapa waktu, ia pun memperoleh pekerjaan baru.

Kondisinya 180 derajat berbeda dengan perusahaan lama. Pekerjaan ini pun membuat Mahesa harus tinggal di Banten, berjauhan dengan sang istri dan anak mereka di Depok.

Tak hanya itu, dari segi gaji pun terbilang jauh menurun. Namun mau bagaimana lagi. Dapur harus tetap mengebul dan anak harus tetap dibelikan susu.

“Saya bilang ‘Kita harus ambil peluang di depan’ meski harus berkorban dari sisi jumlah,” katanya.

Pidato Lengkap Presiden Jokowi Soal Keringanan Kredit hingga ...

 

Menjalani long distance marriage membuatnya hanya bisa bertemu anak dan istri seminggu atau dua minggu sekali. Lambat laun, ada hal positif yang bisa ia ambil. Komunikasi dengan sang istri lebih banyak dan makin menghargai waktu bersama anak.

“Ini bener-bener new normal. Orang beradaptasi perlu waktu dan itu beda-beda tiap orang. Tapi ini harus nerima saat itu juga, harus terima, harus terbiasa,” pungkasnya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut perayaan Idulfitri tahun ini dirayakan dengan cara yang berbeda karena adanya pandemi Covid-19. Jokowi menghimbau seluruh pihak untuk berkorban dengan cara tidak mudik dan tidak bersilaturahmi seperti biasanya.

BACA JUGA : 

“Dituntut pengorbanan dari semua pihak untuk tidak mudik dan tidak bersilaturahmi dengan cara yang biasanya,” ujar Jokowi.

Meski demikian, Jokowi optimistis masyarakat Indonesia dapat melewati pandemi ini secara bersama-sama.

“Saya yakin, bersama-sama kita bangsa Indonesia akan mampu melewati ujian berat ini,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *