Majalahcamar – Tips&Trick Tips Berbisnis Kuliner Ramadhan di Tengah Pandemi Corona. Yuk mari kita Simak penjelasannya !!
Surabaya – Tips Berbisnis Kuliner Ramadhan di Tengah Pandemi Corona. Ramadhan identik dengan aneka makanan hingga minuman untuk berbuka puasa. Namun kali ini pebisnis kuliner harus menjalankan usaha di tengah pandemi Corona.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) Dr Tri Siwi Agustina SE MSi membagikan beberapa tips usaha kuliner Ramadhan di tengah pandemi Corona. Menurutnya, ada empat tips yang perlu diperhatikan produsen.
BACA JUGA : 10 Cara Pola Hidup Sehat
1. Fokus pada produk berpotensi
Menurutnya, ketika bulan suci Ramadhan, produk kuliner yang dicari konsumen seperti gorengan, makanan siap saji, kue, aneka minuman segar hingga frozen food. Namun saat pandemi Corona seperti sekarang, lebih banyak minuman yang dicari. Terlebih yang berbahan dasar buah dan rempah untuk meningkatkan imunitas tubuh.
2. Produsen harus mempelajari perilaku konsumen
Pada kondisi pandemi, produsen harus mengutamakan kuliner yang menyediakan jasa layanan antar atau take away. Konsumsi yang dipesan pun tentunya produk yang terjamin akan kehigienisannya.
“Karena kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Untuk menjamin kebersihan produk, produsen bisa memberi informasi yang menyatakan suhu tubuh pembuat produk tersebut,” jelasnya.
Selain itu, produsen juga harus memastikan stok konsumsi yang akan dijual tersedia. Juga memperhitungkan waktu pemrosesan konsumsi dengan jarak waktu pengantaran ke konsumen.
“Jangan sampai konsumen kecewa karena mendapatkan produk kulinernya melewati waktu berbuka puasa atau melewati jam makan sahur,” imbuhnya.
BACA JUGA : 12 Tips Awet Muda Ahli Pakar
3. Menjaga stok dan bahan baku
Saat Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya harga sembako tidak stabil dan cenderung ada kenaikan. Selain harus mengantisipasi lonjakan harga, produsen juga harus jeli memperhitungkan jumlah order dengan ketersediaan stok dan bahan baku.
Hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjaga pasokan stok bahan baku adalah faktor transportasi. Terlebih penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan berpengaruh pada waktu datangnya bahan baku yang dipesan.
“Hal tersebut selayaknya dipertimbangkan,” sambungnya.
4. Perhatikan kualitas produk
Produsen diminta untuk berhati-hati dalam memilih bahan baku untuk diolah, karena dapat mempengaruhi kualitas. Siwi mengatakan, jangan sampai memilih bahan baku yang murah tapi kualitasnya tidak terjamin.
“Alih-alih mendapatkan keuntungan berlebih dari bahan baku yang murah, yang ada malah menyebabkan gangguan kesehatan,” lanjutnya.
Sama halnya ketika mengolah produk kuliner. Produsen harus memperhatikan ketahanan produk kuliner, jarak pengantaran serta pengemasannya.
“Jangan sampai karena ingin mengolah produk kuliner lebih awal, justru kualitasnya buruk dan tidak layak dikonsumsi serta beresiko pada kesehatan konsumen,” pungkasnya.
BACA JUGA LAINNYA :