Gula Langka dan Mahal, Ada yang Nimbun ?
Gula Langka dan Mahal, Ada yang Nimbun ?

Gula Langka dan Mahal, Ada yang Nimbun ?

Posted on

Majalahcamar – Berita Unik Gula Langka dan Mahal, Ada yang Nimbun ? Mari Kita simak Selengkapnya.

 

Jakarta – Gula Langka dan Mahal, Ada yang Nimbun ? Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) sekaligus Rektor Perbanas Institute Hermanto Siregar menganggap janggal kelangkaan gula di pasar ritel. Pasalnya, kemampuan produksi gula di dalam negeri cukup besar. Sehingga, bisa saja kelangkaan gula di pasar ritel terjadi karena ulah oknum penimbun pangan.

“Kalau saat ini gula langka di tataran ritel, kemungkinan ada oknum yang nakal menahan atau bahkan menimbun stok gula yang dimilikinya,” ujar Hermanto kepada detikcom, Senin (20/4/2020).

Menurut Hermanto, untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut) saja mampu memproduksi gula hingga sekitar 800.000 ton gula. Jumlah itu belum dijumlah dengan produksi wilayah lain dan stok impor yang diizinkan pemerintah. Padahal kebutuhan gula nasional dalam setahun adalah sebesar 3 juta ton.

“Di Sumut sejak akhir Februari yang lalu sudah ada pabrik gula yang mulai menggiling tebu. Kalau hal ini dilakukan hingga sekitar lebaran, produksi gula dari Sumut bisa mencapai sekitar 800 ribu ton gula. Mestinya hal ini cukup untuk menutupi kebutuhan gula nasional untuk konsumsi hingga lebaran,” tuturnya.

 

BACA JUGA : Satpam Berkerja 14 Jam Sehari Demi Bantu Warga di Tengah Lockdown

 

Hal serupa juga diyakini oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri. Potensi menimbun gula itu sangat mungkin terjadi terutama di saat-saat menjelang ramadhan dan lebaran seperti sekarang ini.

“Potensi untuk menimbun itu sangat ada. Saya bisa mengatakan ada karena beberapa pabrik besar, beberapa produsen ternama itu masih mengeluarkan gula dengan harga di bawah normal. Kalau di pasar tradisional itu gula sudah mencapai Rp 19.000/kg, dia masih jual Rp 17.000 – Rp 17.500/kg, bahkan ada yang jual Rp 15.000/kg,” kata Abdullah.

 

BACA JUGA : 16 Gay Digrebek Saat Mandi Bareng di Pemandian Air Panas di Bogor Saat PSBB

 

Untuk itu, Abdullah berharap pemerintah bisa lebih tegas lagi menindak oknum-oknum penimbun seperti ini agar kelangkaan komoditas bisa dihilangkan dan harga tidak melambung tinggi.

“Ya ini memang tugas KPPU untuk menyelidiki bagaimana gula itu bisa dalam kurun waktu cukup lama langka dan harga ini cukup tinggi dalam sejarah. Ini perlu ada tindak lanjut dari pemerintah dan kami sudah sampaikan, kami sudah bawel cukup lama tapi memang eksekusinya kurang. Saya lihat koordinasi antar kementerian ini membuat justru pengawasan gula ini tidak maksimal,” pungkasnya.

 

BACA JUGA LAINNYA :

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *